“Aku takut kalau pulang ke rumah mbak…”, Jawabnya setelah ku tanya kenapa selaman tidak pulang dan akhirnya nekat kabur ke rumah tantenya. Padahal rumah tantenya ini harus ditempuh paling tidak 8 jam perjalanan dan ada disebuah desa. Anak ini… masih 13 tahun!
“Kenapa sampai senekat itu, kamu masih terlalu muda adikku sayang?”, tanyaku lagi.
“Aku takut pulang. Aku takut melihat ibu marah. Aku kasihan melihat ayah yang selalu bersikap serba salah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Aku bosan melihat mereka bertengkar ini itu. Aku bosan melihat kakak yang selalu dimarahi. Aku tidak mau pulang. Aku takut dimarahi. Aku mau disini saja..”. Jawabnya sambil menangis memelas.
Speechless…….
“Kenapa kamu malah pergi dari rumah? Bukankah akan menambah masalah?”, tanyaku
“Setidaknya disini aku bisa tenang, walau sementara. Aku tidak mau menerima pukulan-pukulan itu lagi. Entah sampai kapan. Biarkan aku disini.. hiks hiks”, jawabnya lagi.
Lagi lagi speechless……. hening
"Pulanglah adekku.. ibu, ayah, kakak-kakakmu. semua mencemaskanmu, mereka menyayangimu", aku hanya bisa menghibur....
"Nggak, itu bohong.. aku nggak mau pulang"..........
Entah bagaimana saya harus menjawab, menghibur, atau hanya sekedar basa basi menenangkannya. Emosi anak 13 tahun kah? Apa yang sebenarnya dipikirkannya, apa yang kemudian menjadi bebannya hingga seperti ini. Bukankah adik ini harusnya sibuk dengan kegiatan sekolahnya, bermain dengan teman-temannya, atau kursus kegiatan diluar sekolah.. Apa yang ada dibenakmu adikku?
*cerita ini terinspirasi dari tetangga sebelah*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar